Tetaplah Sabar Pak Anies

Perhelatan Piala presiden 2018 Sudah usai, Juara Baru Sudah tercipta, Piala “Kayu” dari Presiden Jokowi pun sudah diserahkan kepada sang Pemenang, dan pastinya Derasnya ucapan Selamat dari Berbagai Pihak.

Paspampres Halangi Gubernur Anies

Tapi ada Pemandangan kurang sedap ditampilkan Panitia pada saat prosesi penyerahan Piala dan Ucapan Selamat secara resmi kepada Pemenang. Terlebih ada rekaman Video Yang terlanjur Viral, dimana Sang Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Rasyid Baswedan Di “Hadang” oleh Beberapa Anggota Paspampres , dilarang untuk ikut serta mendampingi “Atasannya” yakni Presiden Jokowi.

Hal ini tentu menjadi Ramai serta Menimbulkan Pro Kontra di berbagai kalangan, Perhatian Publik terbelah hanya soal Paspampres Menghalangi Seorang Gubernur “Tuan Rumah” penyelenggara Piala Presiden, Obrolan obrolan Ringan di Warung Kopi, Netizen di Dunia Maya s/d Kalangan Pengamat-pengamat dan pejabat level atas-pun ikut bersuara.

Hal ini saya ketahui saat berada di Sebuah Hotel di Kawasan Ciumbeluit bandung, dimana saya sedang berlibur bersama rekan-rekan sejawat. Hal ini menggelitik diri ini untuk ikut memberikan Opini / Pandangan terkait Insiden Penghadangan Gubernur Anies Tersebut.

Di Beberapa media Online, di sampaikan Klarifikasi oleh Bpk Maruarar Sirait atau Bang Ara selaku Ketua Panitia Pelaksana ( Steering Comitte ) bahwa tidak ada masalah apapun antara Presiden Jokowi maupun Gubernur Anies, mereka baik baik saja, mereka tetap rukun, akrab, harmonis, Bang Ara meyakini  ada pihak pihak tertentu yang ingin memperkeruh Suasana, membenturkan antara Presiden Jokowi dan Gubernur Anies.

Dikutip dari situs berita online detik.com

Ketua Panitia (SC) Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait mengatakan memang tidak semua pejabat turun untuk menyerahkan piala. Dia juga meminta Jokowi dan Anies tidak diadu domba karena peristiwa ini.

“Nah yang tidak ke bawah itu, kan memang kita tidak mungkin semuanya turun ke bawah. Misalnya kita kepanitiaan saja kan banyak ya, kan nggak mungkin semuanya bisa (turun) menyerahkan itu. Nah panitia kan kebetulan hanya saya yang mendampingi Presiden Jokowi. Dari pejabat negara juga yang mendampingi Presiden Jokowi adalah Pak Wiranto dan Pak Menpora,” kata Maruarar kepada detikcom, Minggu (18/2).

Berikut juga Klarifikasi Dari pihak Sekneg

Dikutip dari Situs Berita CNN Indonesia

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmudin mengatakan, tindakan itu merupakan prosedur pengamanan yakni menyesuaikan dengan daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia.

Sehingga, hanya nama-nama versi panitia yang dipersilakan mendampingi Jokowi berjalan dari tribun VVIP menuju podium utama. Beberapa pejabat yang mendampingi Jokowi antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Menko Polhukam Wiranto.

“Tidak ada arahan apapun dari Presiden untuk mencegah Anies. Mengingat ini bukan acara kenegaraan. Panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah,” ujar Bey melalui keterangan tertulis, Minggu (18/2).

Lalu berikut ini Komentar Pak Anies terkait insiden penghadangan yang dialaminya

Dikutip dari Situs CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menolak mengomentari penolakan Paspampres saat dirinya hendak menghampiri pemain Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2).

Saat ditanyai wartawan terkait pencegahan itu, Anies menolak menjawab. Ia malah membalikkan pertanyaan kepada kerumunan awak media massa.

“Kelihatannya bagaimana? Pokoknya yang penting Persija menang,” katanya kala ditemui di Balai Kota Jakarta saat menjamu Persija Jakarta, Minggu (18/2).

Ia menekankan, tak penting ia berada di mana seusai Persija menjadi kampiun Piala Presiden 2018 semalam. Yang lebih penting, ucapnya, Persija Jakarta menang dan membawa kebahagiaan bagi warga Jakarta.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaam itu lalu mengalihkan pembahasan ke interaksinya bersama Presiden Joko Widodo di Tribun VVIP GBK semalam.

“Pak Presiden ucapkan selamat setiap gol. Dari awal saya sudah bilang, ‘Pokoknya Persija menang ya Pak’,” tutur Anies.

Bagi saya, insiden ini seharusnya tidak perlu terjadi, apapun itu alasannya. Pandangan saya adalah sebagai berikut

  • Pak Anies berhak mendampingi Presiden Jokowi selaku atasannya langsung, terlebih lokasi event berada di Wilayah Geografis DKI Jakarta, bukan Bekasi, Depok atau Tangerang, Sekali lagi SUGBK faktanya berada di Wilayah DKI Jakarta, meskipun SUGBK sendiri secara Manajerial dimiliki oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini merupakan tanggung jawab Sekretarian Negara RI
  • Secara Undang Undang Protokoler, memang ketentuannya demikian, Gubernur selaku Pejabat Tuan RUmah Justru harus mendampingi Presiden, Baik di Kegiatan resmi yang bersifat Kenegaraan maupun non Kenegaraan

Aturan protokoler pejabat negara ada di UU 9/2010 tentang Keprotokolan, tepatnya di pasal 13. Begini isinya:

Pasal 13
Tata Tempat bagi penyelenggara dan/atau pejabat tuan rumah dalam pelaksanaan Acara
Resmi sebagai berikut:
a. dalam hal Acara Resmi dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyelenggara
dan/atau pejabat tuan rumah mendampingi Presiden dan/atau Wakil Presiden.
b. dalam hal Acara Resmi tidak dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyelenggara
dan/atau pejabat tuan rumah mendampingi Pejabat Negara dan/atau Pejabat
Pemerintah yang tertinggi kedudukannya.

Bagi saya pribadi, saya lebih tertarik untuk mempelajari pola Pengelolaan Eventnya, bukan terkait polemik terkait Isu Politik Copras Capres atau Intrik intrik Politik, mengingat Jabatan Presiden dan Gubernur merupakan Jabatan Politik karena di pilih langsung Oleh Rakyat, jauh berbeda dengan Menteri yang dimana keberadaannya merupakan Kehendak Presiden, bukan Kehendak Rakyat secara langsung tentunya.

Hal ini menurut hemat saya pribadi, bisa di antisipasi jika Steering Comitte berkomunikasi secara intens baik dengan Staff Protokoler Keprsidenan berikut juga dengan Staff Protokoler Gubernur DKI sehingga Insiden Penghadangan sejatinya bisa dihindari

Saya belum mendapatkan informasi, apakah sebetulnya ada skema komunikasi antar protokoler jika berada pada satu event yang sama, Seperti rundown acara, lalu daftar pejabat Level VVIP, VIP, Tamu Undangan, Pendamping Dan lain lain,  termasuk Skenario Prosesi Penyerahan Piala berikut dengan Prosesi pengucapan Selamat mengingat hal ini merupakan ranah Protokoler yang selalu berkolaborasi dengan Panitia sebagai pengarah Acara

Pendapat saya adalah, Panitia sebetulnya wajib Memberitahukan kepada Staff Protokoler / Ajudan Pribadi Pak Anies selaku Gubernur “Tuan Rumah” bahwa akan ada prosesi Penyerahan hadiah yang dilakukan presiden beserta jajaran Menteri yang ditunjuk, Tim Panitia bisa mengkomunikasikan hal tersebut, sangat sangat mungkin bisa, Bahkan Di beberapa kesempatan, seharusnya Bang Ara / atau Bpk Maruarar Sirait bisa membicarakan hal tersebut langsung kepada Pak Anies, pada saat berada di Balaikota sebelumnya, Istilahnya mbok yaaa permisi laaah ….. . Sehingga pak Anies bisa menyesuaikan, jika Informasi ini sampai pada dirinya

Begitu juga, tim Protokoler Pak Anies pun sejak awal seharusnya bisa mengkonfirmasi kepada Tim Panitia terkait rangkaian acara yang akan berlangsung, termasuk selalu memastikan, kapan Pak Gubernur diPerlukan untuk Ikut serta, dan kapan pula pak Gubernur tidak perlu untuk Ikut, yaaaa ada semacam Plotting Skenario, agar semua Rangkaian Acara berjalan mulus, tanpa ada kesalahan sedikit pun, sekecil apapun, apalagi acara ini melibatkan Pejabat Negara Level Atas seperti Presiden.

Lalu bagaimana Dengan Posisi Paspampres ?? menurut saya Tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan Paspampres, karena domain Paspampres sebatas pada pengamanan dan menyesuaikan dengan Keinginan Presiden maupun Panitia, Paspampres pun juga memiliki tanggung jawab moral terhadap Presiden dan Pejabat negara lain yang sedang berada di sekitar presiden, Tim Paspampres sangat mungkin untuk bisa melakukan komunikasi secara intensif dengan Panitia, memastikan mana-mana saya orang2 yang betul2 relevan diperlukan untuk Mendampingi Presiden, termasuk apakah tidak mungkin ada insting Dari Paspampres untuk menanyakan kepada Panitia, Kenapa Gubernur yang biasanya selalu mendampingin Presiden diacara acara resmi lainnya, tapi di acara ini Gubernur tidak disertakan ?? sekali lagi insting moralitas, memang tidak harus, tidak wajib, tapi sangat mungkin bisa dilakukan oleh Pasukan terlatih ini.

Kesimpulannya adalah, Kesalahan ada pada Panitia, ada di Pihak Sterring Comittee, dalam Hal Ini Penanggung Jawabnya adalah Bpk Maruarar Sirait, yang lebih saya herankan lagi adalah, di beberapa kesempatan wawancara, Bpk Maruarar Sirait malah Menyanggah soal sisi bagaimana Kedekatan antara Pak Jokowi dengan Pak Anies, Menjustifikasi tidak ada masalah apapun antara Pak Jokowi dan pak Anies, dan meminta semua pihak tidak membenturkan keduanya. Yang dalam hal ini justru semakin memperluas polemik dan pemaknaan ganda dari Publik, yang dimana sarat sekali dengan Isu Intrik Poitik, mengingat Pak Maruarar Sirait juga adalah Kader partai Politik Penguasa yang mengusung Presiden Jokowi

Sanggahan Pak Maruarar ini bukan pada Tataran Substansi Persoalan, bukan pada Soal Teknis, kenapa Gubernur Anies tidak disertakan untuk mendampingi Presiden Jokowi, tidak disertakan dalam daftar Pejabat VVIP yang mendampingi Presiden Jokowi, seperti yang beliau terapkan saat DKI Jakarta dipimpin Oleh Bapak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dimana Pak Ahok “Di Ikut sertakan” dalam prosesi penyerahan piala Presiden, tak hanya Ahok saja, bahkan ada kang Ridwan Kamil yang secara tidak langsung bukanlah Bagian dari Tuan Rumah Acara-pun ikut serta pada prosesi penyerahan Piala, Ada asas Keadilan yang sepertinya tak terlalu dipahami sebagian dari publik yang justru mencela Pak Anies, wong beliau disini juga sebagai Undangan ?? bahkan  mungkin tak dipahami sepenuhnya oleh Pak Maruarar Sirait selaku Penguasa Acara ( Penanggung Jawab Panitia )

Lantas, Apakah ini juga ada kaitan dengan Politik, Bisa saja iya, bisa saja tidak, apalagi tahun ini adalah Tahun Politik, segala sesuatu yang terjadi dikalangan Elite Politik, tak jarang memang punya makna politik tersendiri

Opini saya Benar menurut saya,  namun bukan berarti benar menurut pembaca, bisa saja Saya salah, atau bisa saja Pembaca juga salah 🙂

Selamat berdamai dengan Diri, Bersabarlah Wahai Pemimpin …
Bapak Anies Rasyid Baswedan

2 thoughts on “Tetaplah Sabar Pak Anies

Leave a comment